Laporan praktikum hama dan penyakit
ikan
PARASIT
IKAN GABUS
DI
SUSUN
OLEH : KELOMPOK II
NAMA:
ROMI ANDRIAN
RISA ZUMIANTI
T.ANDI IRAWAN
WAWAN TRISNAWAN
AN.MAHDI
AYU FITRI
ANDIKA
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
TEUKU UMAR
MEULABOH
ACEH BARAT
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Perikanan dan Kelauatan adalah salah
satu sektor ekonomi yang sangat strategis bagi perkembangan pembangunan
Indonesia melalui kegiatan ekspor produk perikanan. Saat ini pemerintah
berusaha menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor
andalan yang diharapkan mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari krisis ekonomi
yang berkepanjangan. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan bertujuan untuk
menyediakan protein hewani pada makanan dan bahan mentah bagi industri
perikanan, meningkatkan pendapatan petani ikan, menciptakan kesempatan kerja
dan bisnis dan meningkatkan devisa negara melalui promosi ekspor produk
perikanan budidaya, dan dukungan daerah sebagaimana pembangunan nasional
berkelanjutan.
Seiring dengan peningkatan peran
sektor ini dalam pembangunan nasional, ekses negatif yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan pun semakin meningkat akibat usaha intensifikasi tanpa
mengindahkan daya dukung lingkungan dan rendahnya efektifitas upaya pencegahan
dan pengendalian. Salah satunya berupa serangan hama dan penyakit ikan yang
menjadi penyebab utama kegagalan dalam usaha budidaya
Umumnya wabah penyakit yang
menyerang ikan dikolam disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola
lingkungan kolam. Jarang sekali dijumpai adanya serangan penyakit terhadap ikan
yang dipelihara di kolam-kolam yang terawat baik.. Kerugian yang diderita
karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani ikan
tersebut mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi hama dan penyakit.
Makah dari itu dilakukan praktikum
hama dan penyakit ikan supaya mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam
melakukan identifikasi khususnya identifikasi parasit.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Pratikum
Maksud dari praktikum ini agar Mahasiswa
dapat mengetahui dan mengamati tentang jenis jenis penyakit yang disebabkan
oleh parasit dan bakteri pada ikan budidaya.
Tujuan dari praktikum ini agar
mahasiswa dapat melakukan untuk mendeteksi dan mediagnosa berbagai jenis
parasit dan bakteri pada ikan serta melihat berbagai jenis pengaruh serangan
parasit dan bakteri terhadap ikan budidaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hama
Hama merupakan pengganggu yang dapat
menurunkan produksi budidaya ikan. Ukuran hama biasanya lebih besar dan menjadi
kompetitor maupun predator bagi ikan yang dibudidayakan. Pemberantasan hama
sangat perlu dilakukan untuk menghindari menurunnya hasil produksi.
Pemberantasan hama dapat dilakukan secara mekanis dan kimia.
Pemberantasan secara mekanis dilakukan dengan
mematikan hama pada saat pengeringan, sedangkan dengan cara kimia dilakukan
degan memberikan bahan kimia tertentu yang dapat membunuh hama.
Kasus penyakit ikan tidak hanya
disebabkan oleh satu penyebab saja, akan tetapi merupakan hasil akhir dari
beragam sebab akibat interaksi antara inang (termasuk didalamnya kondisi
fisiologis, reproduksi, dan tingkat perkembangan individu), lingkungan perairan,
dan pathogen (Snieszko, 1974dalam FAO dan NACA, 2001).
Dibawah kondisi akuakultur, ketiga
faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kerentanan inang terhadap penyakit.
Faktor lingkungan perairan tidak hanya mencakup air dan komponen-komponennya
(misalnya oksigen, pH, temperatur, racun, dan limbah) akan tetapi juga mencakup
manajemen akukultur yang lain (misalnya penanganan, perlakuan dengan
obatobatan, prosedur transportasi ikan, dll).
2.2. Parasit
Parasit adalah organisme yang
hidupnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ditempatinya (inangnya)
dan menyebabkan penyakit (Noble and Noble,1976). Parasit dapat merugikan
inangnya karena mengambil makanan pada tubuh inangnya ( Schimidt and
Robert,1977) selain itu, parasit adalah suatu organisme yang mengambil bahan
untuk kebutuhan metabolismenya (makanan) dari tubuh inangnya dan merugikan bagi
inang tersebut. Sehingga parasit tidak dapat hidup lama di luar tubuh inangnya
(Alifuddin, 2004). Menurut Supriyadi (2004) berdasarkan sifat hidupnya parasit
dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu obligat dan fakultatif. Obligat
yaitu parasit yang hanya bisa hidup jika berada pada inang. Fakultatif yaitu
parasit yang mampu hidup di lingkungan air jika tidak ada inang disekitarnya.
a. Parasit fakultatif
Parasit fakultatif merupakan organisme yang sebenarnya hidup
bebas, tetapi karena kondisi tertentu, mengharuskan organisme tersebut hidup
sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya tidak mutlak.
b. Parasit obligat
Parasit obligat yaitu semua organisme yang untuk kelangsungan
hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes.
c. Parasit Insidental atau Sporodis
Parasit ini merupakan
suatu parasit yang karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak
sewajarnya.
d. Parasit Eratika
parasit ini merupakan parasit yang terdapat pada hospes yang
wajar tetapi lkasinya pada daerah yang tidak wajar. Parasit-parasit yang dapat
mendatangkan kerugian kepada induk semangnya biasanya dengan beberapa cara
antara lain menghisap darah, cairan limfe, eksudat; memakan jaringa padat
secara langsung; menyebabkan penyumbatan secara mekanis pada usus, saluran
empedu, pembuluh darah; menyebabkan tekanan atrofis; menghancurkan sel-sel
tubuh dengan berlangsungnya pertumbuhan didalamnya; memproduksi substansi
beracun seperti hemolisin, histolisin dan anti penjedalan; reaksi alergi,
pembengkakan, hipertrofi, hyperplasia; merangsang pertumbuhan kanker dan juga
menurunkan induk semangnya terhadap penyakit lain dan parasit (Levine 1990).
Infeksi yang terjadi pada ikan karena serangan parasit
merupakan masalah yang cukup serus dibanding dengan gangguan yang disebabkan
oleh factor lain. Sebab parasit bisa menjadi wabah bila diikuti oleh infeksi
sekunder. Kolam yang tidak terawat merupakan tempat yang baik bagi organisme
penyebab infeksi penyakit yang mungkin telah ada pada kolam atau juga berasal
dari luar. Yang jelas, selama kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang
selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang dari luar tidak akan
mampu menimbulkan infeksi (Irawan 2000).
BAB III
METODELOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum
Hama dan penyakit Ikan, jurusan Perikanan dan ilmu kelautan dilaksanakan , pada
hari senin tanggal 10 juni 2013. Pukul : 14.30 WIB - Selesai
Tempat : Di laboratorium fakultas perikanan dan ilmu
kelautan (UTU)
3.2.
Alat dan Bahan
Dalam praktikum hama dan penyakit ikan pada Laboratorium Fakultas perikanan dan
ilmu kelautan alat dan bahan yang kami
gunakan adalah :
Tabel 1. Alat dan Bahan
No
|
Alat dan bahan
|
Kegunaan
|
|
Toples wadah kaca
|
Tempat melihat gerak gerik target
|
1
|
Ikan sampel
|
Objek identifikasi
|
2
|
Gunting
|
Untuk memotong organ target
|
3
|
Objek glass
|
Tempat organ target yg ingin di identifikasi
|
4
|
Cover glass
|
Untuk menutupi organ target pada
objek glass
|
5
|
Jarum tusuk
|
Untuk membunuh sampel
|
|
Pinset
|
Untuk penjepit organ target
|
6
|
Cawan petri
|
Tempat potongan organ target
|
|
Aquades
|
Untuk membersihkan
|
7
|
Microskop
|
Untuk mengidentifikasi
|
3.3. Prosedur kerja
Dalam praktikum Hama dan Penyakit Ikan, ada beberapa teknik yang dilakukan
untuk melihat parasit pada ikan. Dalam pemeriksaan dilaboratorium setiap jenis
penyakit berbeda cara pemeriksaannya. Berikut ini adalah salah satu pemeriksaan
yang kami lakukan antara lain :
3.3.1 Pemeriksaan Parasit
Dalam pemeriksaan perasit ada dua cara yang dilakukan,
anatar lain pemeriksaan eksternal dan internal. Sebelum dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu sampel yang akan diamati haruslah dalam keadaan hidup, dan ikan
dipertahankan dalam keadaan basah. Dengan tujuan agar parasit yang terdapat
pada tubuh ikan tidak mati.
A. Pemeriksaan
Eksternal
Ø Ikan sampel yang telah dimatikan didalam wadah
yang berisi air tersebut harus dilihat gerak geriknya.
Ø Diamati perubahan pada ikan sampel, insang,
mulut, mata, anus, dan ekor.
Ø Kemudian di ambil bagian lendir yang ada ditubuh bagian luar ikan, misalnya
pada kulit, sisik, sirip, insangnya dsb.
Ø Lalu dioleskan pada gelas benda, kemudian ditetesi akuades dan
ditutup dengan gelas penutup.
Ø Kemudian dilihat dibawah microskop dan dicatat
hasil yang didapatkan.
B. Pemeriksaan
Internal
Ø Ikan sampel di tusuk dulu dibagian kepala ikan
agar ikannya mati.
Ø Kemudian dibedah dengan gunting atau di potong insang yg terdapat pada bagian
orvoculumnya.
Ø Lalu sampel nsang yang telah di potong pada bagian ovorculum tersebut dan
diletatkan pada cawan petri,
Ø Kemudian diletakkan diatas kaca preparat. .
Ø Lalu dilihat dibawah microskop
Ø Dan dicatat hasil yang didapatkan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMABAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 2.
hasil identifikasi parasit
No
|
Jenis ikan
|
Parasit
|
1.
|
Ikan Gabus
|
Tidak ada
|
2.
|
Ikan Nila
|
Tidak ada
|
3.
|
Kepiting
|
Tidak ada
|
4.2. Pemabahasan
Berdasarkan praktikum
identifikasi hama dan penyakit ikan yang telah kami laksanakan di laboratorium
perikanan dan ilmu kelautan pada hari senin 10 juni 2013, yaitu dilakukan
identifikasi pada ikan gabus, ikan nila, kepiting dan pada ketiga sampel
tersebut tidak ditemukan parasit.
4.2. Pemabahasan
Berdasarkan praktikum
identifikasi hama dan penyakit ikan yang telah kami laksanakan di laboratorium
perikanan dan ilmu kelautan pada hari senin 10 juni 2013, yaitu dilakukan
identifikasi pada ikan gabus, ikan nila, kepiting dan pada ketiga sampel
tersebut tidak ditemukan parasit.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. penyakit merupukan salah satu factor yang menyebabkan
kerugian yang besar terhadap usaha bedidaya
2. Dalam usaha budiaya haruslah selalu dikontrol dari serangan
hama dan penyakit ikan.
3. Pada praktikum ini kami tidak menemukan parasit.
5.2 Saran
1. Mahasiswa menghara kan dapat menjalin hubungan dengan
baik dengan pihak dosen dan asdos yang telah mengajari kami tentang
identifikasi sampel ikan tersebut.
2. Mahasiswa juga sangat mengarapkan bisa menimba ilmu
tentang parasit, agar sedikit banyak tahu tentang penangganan hama dan penyakit
pada ikan.
3. Kedisiplinan merupakan modal utama untuk menujuh kesuksesan.
4. Setiap praktikum diharapkan kepada mahasiswa agar jangan
ada keributan dalam laboratorium perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin, M. 2004. Diagnostik Pewarnaan Sediaan
Parasit. Dalam: Pelatihan Dasar Karantina Ikan Tingkat Ahli dan
Terampil. Pusat Karantina Ikan. Agustus 2004. Bogor.15 hal
Axelrod, H.R., Warren, E.B., Cliff,
W.E.1995. Dr
Axelrod’s Mini Atlas of Freshwater Aquarium Fishes Mini Edition. 1995 edition.
TFH Publications Inc. United States
FAO dan NACA. 2001. Asia Diagnostic Guide to Aquatic
Animal Diseases.
Pelczar, M.J., dan E.C.S. Chan,
1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
LAMPIRAN